Washington Post edisi April 1984  memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan  seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs  Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara  pribadi.
Kepada Tom Dine, mantan Gubernur  Negara Bagian California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya  berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda  yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya,  apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu.  Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para  nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu  menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani. ” Tom Dine  tersenyum dan mengangguk pelan.
Presiden  Reagan merupakan presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu  tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, di mana kebaktian, seminar  keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja  evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham  Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh  kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk  wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.
Penerus  Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush,  merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat  (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam  Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan  mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan  terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh  dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan  mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan  sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.
Sebab  itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan  dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga  untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang  kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di  tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina  sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.
Kaum  Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang  tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era millenium ketiga  ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak,  kasus WTC 911, di mana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan  sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi  keyakinan ini.
Segala daya upaya mereka  lakukan guna menghadapi datangnya Messiah yang mereka yakini akan  memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk menaklukkan dunia.
Namun  ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan keyakinan  mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa  mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi  pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami  Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon  Ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).
Ada  sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini: "Tidak akan  terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh  mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon,  lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di  belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu  adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. " (HR Muslim VII/188, Bukhari  IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)
Melihat  ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina  dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa  kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka  akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah  satu-satunya tempat yang bersedia dipakai guna tempat persembunyian kaum  Yahudi.
Proyek Internasional Ghorqod
Tidak  diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami Tanah  Palestina dengan pohon Ghorqod. Hanya saja, melalui website Jewish  National Fund, di bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate),  disebutkan bahwa di Tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta  batang pohon Ghorqod.
Uniknya, dengan serius  dan profesional, kaum Zionis juga mengiklankan di dalam situs tersebut  bahwa siapa saja bisa membeli pohon Ghorqod secara online dan kemudian  menyumbangkannya ke Israel untuk ditanami di Tanah Palestina. Harga  sebatang pohon tersebut sebesar US$18, dan barangsiapa yang membeli tiga  batang seharga US$36 akan mendapat satu batang gratis.
Bukan  itu saja, pengepakkannya pun pembeli bisa memilih dengan memakai  plastik (dikenai tambahan biaya US$10 perbatang) atau dengan peti kayu  (US$50 perbatang). Dan untuk waktu pengirimannya, pembeli bisa memilih  antara yang super cepat (US$30 perbatang, dijamin sampai di Tanah  Palestina hanya dalam waktu 2 hari), cepat (US$15 perbatang dengan waktu  3 hari), dan reguler (tidak disebutkan). Untuk keterangan lebih lanjut,  mereka juga menyediakan sebuah nomor hubungan internasional (888)  JNF-0099 dan 1-800-542-TREE. Hanya mata uang dollar AS yang diterima  sebagai pembayaran yang sah.
Pertanyaannya kemudian, adakah orang Indonesia yang sudah memesan pohon ini untuk ditanam di Tanah Palestina?(Rz/eramuslim)
sumber :  
http://onlyfree.multiply.com/journal/item/60/FAKTA_TENTANG_AMERIKA_SERIKAT_DAN_KETAKUTAN_ORANG_YAHUDI{[[' ']]}
']]}



 
 

